Dahulu, penyakit diabetes, asam urat, kolesterol banyak diderita oleh orang lanjut usia. Namun sekarang ini banyak anak muda hingga orang dewasa sudah menderita penyakit tersebut. Banyak faktor yang bisa menyebabkan penyakit itu menyerang kalangan usia yang lebih muda, misalnya karena faktor pola gaya hidup yang kurang sehat. Pastikan lingkungna disekitar Anda juga selalu bersih, karena itu juga termasuk salah satu faktor penyebab jerawat.
Nah, kali ini berlkosmetikstore akan mengulas satu penyakit terlebih dahulu, penyakit ini termasuk penyakit yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia. Penyakit itu adalah diabetes atau sering disebut kencing manis atau juga disebut sebagai penyakit diabetes mellitus. Mari kita tuntas mulai dari faktor penyebab penyakit diabetes, cara mengatasi atau mengobati penyakit kencing manis atau diabetes, sampai dengan cara untuk mencegah datangnya penyakit ini.
Sebelum mengulas mengenai faktor penyakit diabetes, cara mengatasinya, hingga cara mencegah datangnya penyakit diabetes ini. Mari kita ulas terlebih dahulu apa itu penyakit kencing manis atau diabetes.
Apa itu Penyakit Diabetes atau Kencing Manis
Penyakit diabetes atau kencing manis adalah penyakit kronis atau penyakit yang berlangsung lama serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas nilai normal pada umumnya. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik bisa menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Apabila diabetes tidak dikontrol dengan baik, maka dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Glukosa sendiri merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Para penderita diabetes pankerasnya tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Sedangkan tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak bisa menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Jenis Jenis Diabetes
Penyakit diabetes pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi dikarenakan sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadilah kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan sebutan diabetes autoimun. Faktor pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui secara pastinya. Akan tetapi, dugaan terkuat disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga.
Sedangkan diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sering terjadi. Sekitar 90-95 persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe 2 ini. Diabetes tipe 2 ini dikarenakan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak bisa dipergunakan dengan baik.
Selain dua jenis diabetes tersebut, ada jenis diabetes khusus pada ibu hamil lho! Namanya adalah diabetes gestasional. Diabetes ini disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah. Gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil melahirkan.
Faktor Resiko Diabetes
Faktor risiko diabetes 1
Pada faktor resiko diabetes yang pertama ada 5, yaitu :
- Faktor keturunan
Seseorang akan lebih berisiko terkena diabetes tipe 1 apabila ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena berhubungan dengan gen (keturunan) tertentu. - Faktor geografi
Orang akan mudah berisiko terkena diabetes tipe 1 jika tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, misalnya di Finlandia dan Sardinia. Hal ini dikarenakan kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya bisa memicu penyakit autoimun. - Faktor usia
Penyakit diabetes tipe 1 ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4-7 tahun, dan pada anak-anak usia 10-14 tahun, meskipun diabetes tipe 1 dapat terjadi pada usia berapapun. - Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe ini daripada ras lainnya.
- Faktor pemicu lainnya
Faktor pemicu diabetes lainnya misalnya mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, mengonsumsi air yang mengandung natrium nitrat, gluten, dan sereal sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat penyakit preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
Faktor risiko diabetes tipe 2
Faktor resiko terkena diabetes tipe kedua ada 10, yaitu :
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Mempunyai keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
- Kurang aktif
Aktivitas fisik bisa membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. - Usia
Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. - Orang pemilik kulit hitam, hispanik, native American, dan Asia-Amerika memiliki angka pengidap lebih tinggi menderita diabetes tipe 2 daripada ras kulit putih.
- Menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abrnormal
Orang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL yang rendah serta kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2 ini. - Memiliki riwayat diabetes saat hamil
- Wanita yang memiliki riwayat penyakit sindrom ovarium polikistik
Tanda penyakit sindrom ovarium polikistik yakni menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas. - Kondisi prediabetes
Kondisi prediabetes yaitu ketika kadar gula dalam darah lebih tinggi dari normal, akan tetapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikaikan sebagai diabetes.
Gejala Diabetes
Untuk gejala diabetes tipe 1 bisa berkembang dengan cepat dalam hitungan beberapa minggu, bahkan bisa beberapa hari saja. Sedangkan untuk diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka sudah bertahun-tahun menderita penyakit diabetes, hal ini dikarenakan gejala dari diabetes tipe 2 tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 sebagai berikut:
- Mudah merasa haus
- Sering buat air kecil, terutama saat malam hari
- Mudah merasa lapar
- Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
- Lemas dan mudah merasa lelah
- Pandangan yang kabur
- Luka yang sulit sembuh
- Sering mengalami infeksi, seperti infeksi pada kulit, gusi, vagina atau saluran kemih
Beberapa gejala lain juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami diabetes, diantaranya:
- Mulut kering
- Gatal-gatal
- Mudah tersinggung
- Rasa terbakar, kaku, serta nyeri pada kaki
- Difungsi ereksi atau impotensi
- Munculnya bercak-bercak hitam disekitar leher, ketiak, serta selangkangan sebagai tanda terjadinya resistensi insulin
- Mengalami hipoglikemia reaktif
Hipoglikemia reaktif adalah hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebih.
Diagnosis Diabetes
Dokter akan mendiagnosis diabetes pada seseorang dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan tes gula darah dan urine.
Pengobatan Diabetes
Para penderita diabetes harus mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan protein, serta makanan rendah kalori dan lemak. Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.
Para penderita diabetes dianjurkan ntuk berolahraga secara rutin tiap harinya, setidaknya 10-30 menit. Hal ini berguna untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Pasien penderita diabetes bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.
Untuk pengobatan diabetes tipe 1 dibutuhkan terapi insulin guna untuk mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, pada beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan tidak dalam bentuk obat minum, melainkan melalui suntikan. Dokter yang akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta memberitahu bagaimana cara menyuntiknya.
Untuk kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter akan merekomendasikan operasi pencangkokan pankreas guna mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Nah, untuk pasien diabetes tipe 1 yang sudah berhasil menjalani operasi tersebut tidak perlu lagi membutuhkan terapi insulin, akan tetapi harus mengonsumsi obat imunosupresis secara rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan yang harus dikonsumsi, salah satu diantaranya adalah metformin, obat minum ini berguna untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain metformin, dokter juga dapat memberikan obat diabetes lain yang berfungsi untuk menjaga kadar glukosa dalam darah supaya tidak terlalu tinggi setelah pasien makan.
Pasien diabetes diwajibkan untuk mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat supaya gula darah tidak mengalami kenaikan hingga diatas normal. Selain itu, pasien juga harus menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
Komplikasi Diabetes
Diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2 bisa menyebabkan komplikasi, diantaranya:
- Stroke
- Gagal ginjal kronis
- Penyakit jantung
- Depresi
- Demensia
- Gangguan penglihatan
- Neuropati diabetik
- Gangguan pendengaran
- Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
- Kerusakan pada kulit akibat dari infeksi bakteri dan jamur
Ibu yang saat hamil menderita diabetes bisa menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Misalnya komplikasi yang muncul pada ibu hamil adalah preeklamsia, sedangkan komplikasi yang muncul pada bayi yakni:
- Kelebihan berat badan saat lahir
- Hipoglikemia atau gula darah rendah
- Keguguran
- Kelahiran premature
- Penyakit kuning
- Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 ketika bayi sudah menjadi dewasa
Pencegahan Pencegahan Diabetes
Untuk diabetes tipe 1 tidak bisa dicegah kemunculannya, hal itu karena pemicunya belum diketahui secara pasti. Tapi jika ada keluarga yang mengidap diabetes tipe 1, alangkah baiknya dirawat secara intensif. Selain itu, Anda bisa melakukan tes DNA untuk mengetahui adanya gen pembawa atau penyakit diabetes tipe 1.
Untuk diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional bisa dicegah dengan pola hidup yang sehat.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah diabetes adalah:
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Rutin berolahraga dan perbanyak aktivitas fisik
Latihan fisik bisa meningkatkan sensitivitas sel tubuh terhadap insulin. Sehingga saat berolahraga tubuh lebih membutuhkan sedikit insulin supaya kadar gula darah bisa terkendali. - Rutin menjalani pengecekan gula darah
- Mengkonsumsi makanan tinggi serat, misalnya sayur dan buah-buahan.
- Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis
Para ahli meyakini jika makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes, baik secara langsung maupun tidak langsung. - Menghindari atau berhenti merokok
- Memilih air putih sebagai minuman utama
Air putih menjadi minuman paling aman agar tubuh senantiasa terhidrasi, bukan hanya itu saja, air putih juga bermanfaat untuk meningkatkan kendali tubuh terhadap kadar gula darah, serta respons insulin - Menghindari atau mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana, misalnya nasi putih, tepung putih, pasta, soda, roti putih, dan beberapa makanan ringan
- Mengurangi mengkonsumsi makanan berproses
Makanan berproses seperti makanan beku dan mie instan harus dikurangi konsumsinya. Karena makanan berproses telah dikaitkan dengan beragam masalah kesehatan. Salah satunya adalah diabetes. - Menyeruput kopi dan teh
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa mengkonsumsi kopi dan teh dalam batas wajar bisa membantu menurunkan risiko dan mencegah diabetes. Misalnya teh hijau, teh hijau mengandung molekul antioksidan unik. Teh hijau bisa menurunkan gula darah, serta meningkatkan sensitivitas sel tubuh terhadap insulin.
Nah, demikianlah ulasan mengenai apa itu dia penyakit diabetes, jenis jenis diabetes, gejala gejala diabetes, faktor risiko yang bisa menyebabkan munculnya diabetes, pengobatan diabetes sampai cara mencegah datangnya penyakit diabetes ini.
Semoga artikel dari B Erl Cosmetics ini bermanfaat, jangan lupa share ke teman yang lain supaya tahu informasi ini.